Temen-temen percaya tentang arti mimpi gak sih? Kalo gw sih sebenernya percaya ga percaya. Kalo dibilang ga percaya, tapi pernah kejadian. Sekitar seminggu sebelum nyokap meninggal, gw mimpi gigi gw copot. Memang mimpi itu dateng pas pagi2.
Sudah rahasia umum, kalau kita mimpi salah satu gigi copot, maka artinya akan ada anggota keluarga akan meninggal. Pas bangun pagi, gw diem lamaaaaa bgt. Ya Allah, akan ada apa ya nanti.
Gue pun cerita ke bokap kalo gw mimpi buruk. Bokap langsung bilang, kalo mimpi buruk jangan diceritain mimpinya ke orang lain. Simpen aja sendiri. Banyak mimpi yang hanya sekedar bunga tidur. Baiklah, gw ga cerita ke bokap tentang mimpi itu.
Gue searching di internet memang mayoritas artinya sama. Lalu gw juga baca salah satu ornag yang sharing tentang hal yang sama. Dia memendam saja mimpi itu, tidak menceritakan mimpi tersebut ke siapa2, dan tetep berdoa semoga tidak terjadi hal buruk. Alhasil memang tidak terjadi apa2, tiddak ada yang meninggal dari keluarganya dalam waktu dekat itu.
Gw pun melakukan hal yang sama, tidak menceritakan kepada siapapun, tidak mengingat2 mimpi itu lagi, berdoa, dan berfikir positif bahwa itu hanya bunga tidur. Namun, takdir berkata lain. Sekitar 1 mingguan (lupa tepatnya kapan krna gw bener2 mau melupakan mimpi itu), Ibundaku tercinta yang memang sedang sakit, menghembuskan nafas terakhirnya.
Yahhh, memang maut seseorang hanya Allah yang tau kapan saat itu tiba. Saya juga tidak menyalahkan mimpi yang datang karena bukan kehendak atau keinginan kita cerita dalam mimpi akan seperti apa. Wallahu alam.
Thursday, December 4, 2014
Friday, November 21, 2014
Dampak kenaikan BBM bagi abang penjual donat. jadi tambah pelit!
Ada salah satu dampak kenaikan BBM yang gue rasain pagi ini. Ga terlalu besar sih, cuma bikin jengkel aja. Ceritanya pagi tadi gue beli donat serebuan yg biasanya ditemenin sama bakpao (bakpao abal2 yg serebuan juga). Biasanya tuh, gw beli donat ama bakpao, semuanya ditaburin sama gula halus. Abangnya ga protes. Ehh semenjak BBM naik jadi Rp.8500,- gw beli donat sama bakpao, bakpaonya ga boleh ditaburin gula, cuma donat doang yg boleh ditaburin. Gue bilang, "Lah, biasanya saya kalo beli, bisa kok bakpaonya sekalian dikasih gula". Jawabnya, "Sekarang ga bisa Neng!.
Ngebetein banget tuh abang2. Besok2 gw ga bakalan mau beli donat sama tuh orang. Gula sejimpit doang padahal... Hahahaha...
Ngebetein banget tuh abang2. Besok2 gw ga bakalan mau beli donat sama tuh orang. Gula sejimpit doang padahal... Hahahaha...
Wednesday, November 19, 2014
Ceritaku Mengejar Tanda Tangan
Assalamualaikum wr.wb. Sebebernya udah minggu lalu mau ngeblog dan cerita ttg aktifitas gw yg "biasa" aja ini. Hehehehe... Berhubung pake Opera Mini malah ga bisa akses blogger.com, jadinya tertunda deh.
Ceritanya, keluarga dari nyokap gw lagi ada urusan tanah di kampung nyokap, sebut saja Kampung Z. Oleh karena Ibu telah tiada, maka pengacara pihak kami butuh "Surat Keterangan Ahli Waris". Dibuatlah draft isi surat tersebut oleh pengacara tsb, saya tinggal "mengejar" TTD Kakak, Adik sebagai "si pembuat keterangan" dan TTD Ketua RT, RW, Lurah, dan Camat. Pikirku saat itu, "Ihhhh... MALES BGT... RIBETTTT".
Draft surat tersebut sampailah ke rumah Om saya yg satu kota dengan saya. Lalu ia mengantarkan langsung ke rumah dan menjelaskan duduk perkaranya, saya diminta bantuan untuk TTD ini itu. Yahhh, oleh karena ini untuk keluarga besar yg ada di Kota Z, mau ga mau saya harus bergerak walaupun ribet. Kalo untuk TTD kakak adik gampang, tetapi kalo untuk para pejabat itu yg ribet.
Pas ke rumah Pak RT (sampai 3x karena ga ada di tempat) dan ke rumah Pak RW (alhamdulillah ada pas sekali kunjungan) masih aman. Lain halnya pas "berkunjung" ke Kantor Lurah dan Kantor Kecamatan, ternyata ada pelajaran yang bisa dipetik. Salah satunya yaitu ketelitian.
Pertama, datang ke Kantor Lurah hanya membawa draft surat keterangan, KTP saya, Kartu Keluarga, fotokopi surat keterangan kematian alm.Ibu. Saat sampe di kantor Lurah, saya langsung menuju ke lantai 2, ruangan beliau langsung. Tidak terlalu lama menunggu beliau pulang upacara di Kantor Kecamatan, saya pun mengutarakan maksud kedatangan untuk apa. Beliau baca dengan seksama dulu ternyata dan juga ingin lihat bukti ini itu di kalimat yg ada di draft tersebut. Awalnya saya fikir, Kartu Keluarga bisa "merangkum" penjelasan anak2 almarhum siapa2 saja.
Secara agak rincinya seperti ini:
1. Ada keterangan: "...Almarhumah Ibu XXXXXX yang bertempat tinggal terakhir di XXXXXXXX...". Saya wajib memperlihatkan Surat Keterangan Kematian.
2. Ada keterangan: "....Bahwa dari perkawinan Almarhumah Ibu XXXX dengan Suaminya yakni XXXXX...". Saya wajib memperlihatkan Surat Nikah orang tua (boleh fotokopi). Fikir saya, apa berarti Kartu Keluarga belum cukup membuktikan bahwa Ibu dan Bapak telah sah menikah ya? Hehehehe.
3. Ada keterangan: "...telah dilahirkan X orang anak yakni XXXX...". Saya wajib memperihatkan KK dan Akta Kelahiran setiap anak (saya, kakak, adik).
Draft yg diajukan ada beberapa rangkap (intinya ada 8 kolom TTD) dengan 4 TTD dari isi surat keterangan yg sama. Sedangkan 4 TTD lain dengan isi surat keterangan berbeda yg intinya disitu tercantum nama-nama Saudara almarhum Ibu saya. Pak Lurah mengatakan hal itu bukan kewenangannya, jadi saya fikir benar juga. Bagaimana bisa Pak Lurah mengecek keluarga lain yg bukan warganya, apalagi di luar kota seperti itu. Oke, Bapak teliti juga. Ternyata tidak semua pengacara itu selalu mengerti detail setiap kata2 yg ia tulis dalam draftnya perlu atau tidak.
Keesokan paginya saya menuju ke kantor Kecamatan. Disini juga saya lebih paham lagi mengenai pentingnya ketelitian.
Sampai sekretariatnya, dibaca teliti lagi dan keberatan untuk dimasukkan ke ruangan Pak Camat. Takut kesalahan katanya. Udah tau salah, masih saja berani disodorkan TTD ke Bos. Istilahnya seperti itu.
Kesalahan-kesalahan yaitu dari judulnya saja sudah salah, bukan "Surat Keterangan" tapi "Surat Pernyataan". Selain itu di dalam draft tersebut tercantum mengenai tanah yang dimaksud, misalnya luas tanah, alamat, dll. Sekarang logikanya, bagaimana bisa Pak Camat dan karyawannya mengecek kebenaran informasi tanah tersebut. Wewenang beliau kan masalah kependudukan. Seharusnya tidak usah dicantumkan mengenai tanah, tetapi cukup siapa2 saja anak almarhumah. Satu lagi salahnya, surat keterangan tidak bisa rangkap 4 (asli semua). Seharusnya asli TTD cukup 1, sisanya legalisir.
Bagus juga ya ketelitiannya sekretariat Pak Camat. Hehehehe.
Ceritanya, keluarga dari nyokap gw lagi ada urusan tanah di kampung nyokap, sebut saja Kampung Z. Oleh karena Ibu telah tiada, maka pengacara pihak kami butuh "Surat Keterangan Ahli Waris". Dibuatlah draft isi surat tersebut oleh pengacara tsb, saya tinggal "mengejar" TTD Kakak, Adik sebagai "si pembuat keterangan" dan TTD Ketua RT, RW, Lurah, dan Camat. Pikirku saat itu, "Ihhhh... MALES BGT... RIBETTTT".
Draft surat tersebut sampailah ke rumah Om saya yg satu kota dengan saya. Lalu ia mengantarkan langsung ke rumah dan menjelaskan duduk perkaranya, saya diminta bantuan untuk TTD ini itu. Yahhh, oleh karena ini untuk keluarga besar yg ada di Kota Z, mau ga mau saya harus bergerak walaupun ribet. Kalo untuk TTD kakak adik gampang, tetapi kalo untuk para pejabat itu yg ribet.
Pas ke rumah Pak RT (sampai 3x karena ga ada di tempat) dan ke rumah Pak RW (alhamdulillah ada pas sekali kunjungan) masih aman. Lain halnya pas "berkunjung" ke Kantor Lurah dan Kantor Kecamatan, ternyata ada pelajaran yang bisa dipetik. Salah satunya yaitu ketelitian.
Pertama, datang ke Kantor Lurah hanya membawa draft surat keterangan, KTP saya, Kartu Keluarga, fotokopi surat keterangan kematian alm.Ibu. Saat sampe di kantor Lurah, saya langsung menuju ke lantai 2, ruangan beliau langsung. Tidak terlalu lama menunggu beliau pulang upacara di Kantor Kecamatan, saya pun mengutarakan maksud kedatangan untuk apa. Beliau baca dengan seksama dulu ternyata dan juga ingin lihat bukti ini itu di kalimat yg ada di draft tersebut. Awalnya saya fikir, Kartu Keluarga bisa "merangkum" penjelasan anak2 almarhum siapa2 saja.
Secara agak rincinya seperti ini:
1. Ada keterangan: "...Almarhumah Ibu XXXXXX yang bertempat tinggal terakhir di XXXXXXXX...". Saya wajib memperlihatkan Surat Keterangan Kematian.
2. Ada keterangan: "....Bahwa dari perkawinan Almarhumah Ibu XXXX dengan Suaminya yakni XXXXX...". Saya wajib memperlihatkan Surat Nikah orang tua (boleh fotokopi). Fikir saya, apa berarti Kartu Keluarga belum cukup membuktikan bahwa Ibu dan Bapak telah sah menikah ya? Hehehehe.
3. Ada keterangan: "...telah dilahirkan X orang anak yakni XXXX...". Saya wajib memperihatkan KK dan Akta Kelahiran setiap anak (saya, kakak, adik).
Draft yg diajukan ada beberapa rangkap (intinya ada 8 kolom TTD) dengan 4 TTD dari isi surat keterangan yg sama. Sedangkan 4 TTD lain dengan isi surat keterangan berbeda yg intinya disitu tercantum nama-nama Saudara almarhum Ibu saya. Pak Lurah mengatakan hal itu bukan kewenangannya, jadi saya fikir benar juga. Bagaimana bisa Pak Lurah mengecek keluarga lain yg bukan warganya, apalagi di luar kota seperti itu. Oke, Bapak teliti juga. Ternyata tidak semua pengacara itu selalu mengerti detail setiap kata2 yg ia tulis dalam draftnya perlu atau tidak.
Keesokan paginya saya menuju ke kantor Kecamatan. Disini juga saya lebih paham lagi mengenai pentingnya ketelitian.
Sampai sekretariatnya, dibaca teliti lagi dan keberatan untuk dimasukkan ke ruangan Pak Camat. Takut kesalahan katanya. Udah tau salah, masih saja berani disodorkan TTD ke Bos. Istilahnya seperti itu.
Kesalahan-kesalahan yaitu dari judulnya saja sudah salah, bukan "Surat Keterangan" tapi "Surat Pernyataan". Selain itu di dalam draft tersebut tercantum mengenai tanah yang dimaksud, misalnya luas tanah, alamat, dll. Sekarang logikanya, bagaimana bisa Pak Camat dan karyawannya mengecek kebenaran informasi tanah tersebut. Wewenang beliau kan masalah kependudukan. Seharusnya tidak usah dicantumkan mengenai tanah, tetapi cukup siapa2 saja anak almarhumah. Satu lagi salahnya, surat keterangan tidak bisa rangkap 4 (asli semua). Seharusnya asli TTD cukup 1, sisanya legalisir.
Bagus juga ya ketelitiannya sekretariat Pak Camat. Hehehehe.
Tuesday, November 18, 2014
Mengantar Bapak Periksa ke RS.X
Hari ini gw undur jadwal gw untuk jalan pagi ke TMII karena rencana mau anter bokap ke salah satu rumah sakit. Ya sekalian cari alasan lain selain malas. Hehehe..
Sekitar pukul 8.30 mulai berangkat naik motor. Alhamdulillahnya ga terlalu macet. Gue berangkat ke RS ini juga perlu persiapan, yaitu persiapan mental. Persiapan itu perlu karena banyak kenangan gw di RS ini bareng almarhum nyokap gw baik itu saat2 sehat maupun saat2 sakit.
Waktu gw masih kerja, gw anter pagi2 sampai depan RS... Terus gw tinggal gawe. Itu waktu nyokap masih bisa jalan. Lambat laun, semakin lama ibu udah lemes kakinya.
Saat saat terakhir gw ke rumah sakit bareng ibu yaitu saat Ibu kontrol ke RS ini. Sebelum2nya kalau kontrol di RS pusatnya. Oleh karena sebenernya istri pensiun PT.X golongan X, dapet fasilitas kesehatannya ya di RS ini. Ini kontrol terakhir almarhum ibu ternyata.
Hari Jumat itu, kami berempat, yaitu gw, Ibu, Bapak, dan pramurkti ke RS.X ini menuju ke 3 poli yang dirujuk dari poli umum. Singkat cerita, salah satu obat tidak tersedia dan bisa diambil 3 hari kmudian (hari Senin). Aku berniat menunggu saya sendiri obat itu, sedangkan Ibu dan lainnya pulang duluan. Ibu berucap seperti ini, "Pulang aja sekarang, obatnya gapapa diambil hari Senin" (intinya bilang seperti itu). Aku bilang gapapa Bu, aku tunggu aja, Ibu pulang langsung gapapa sama Bapak. Tapi sebelum pulang, kita tanya ke Apotok ternyata memang obatnya tidak tersedia hari ini, harus dipesan dulu. Ya sudah, akhirnya kita pulang bareng berempat lagi.
Ternyata, obat tidak juga diambil hari Senin karena Minggu paginya Ibuku sudah tiada. Innalillahi wainna ilaihi raji'un.
Hemmmm, memang sulit melupakan memori tentang Ibuku sendiri. Wanita pertama yang paling aku sayang dan cintai. Yahhhhh, memang fisik sudah tidak disini, tapi terus ada di hati.
Btw, Bapakku berangkat dari jam 8.30 sampai jam 14.30 belum juga pulangg...
Sabarrr ya Pak... Hehehehehe...
Sekitar pukul 8.30 mulai berangkat naik motor. Alhamdulillahnya ga terlalu macet. Gue berangkat ke RS ini juga perlu persiapan, yaitu persiapan mental. Persiapan itu perlu karena banyak kenangan gw di RS ini bareng almarhum nyokap gw baik itu saat2 sehat maupun saat2 sakit.
Waktu gw masih kerja, gw anter pagi2 sampai depan RS... Terus gw tinggal gawe. Itu waktu nyokap masih bisa jalan. Lambat laun, semakin lama ibu udah lemes kakinya.
Saat saat terakhir gw ke rumah sakit bareng ibu yaitu saat Ibu kontrol ke RS ini. Sebelum2nya kalau kontrol di RS pusatnya. Oleh karena sebenernya istri pensiun PT.X golongan X, dapet fasilitas kesehatannya ya di RS ini. Ini kontrol terakhir almarhum ibu ternyata.
Hari Jumat itu, kami berempat, yaitu gw, Ibu, Bapak, dan pramurkti ke RS.X ini menuju ke 3 poli yang dirujuk dari poli umum. Singkat cerita, salah satu obat tidak tersedia dan bisa diambil 3 hari kmudian (hari Senin). Aku berniat menunggu saya sendiri obat itu, sedangkan Ibu dan lainnya pulang duluan. Ibu berucap seperti ini, "Pulang aja sekarang, obatnya gapapa diambil hari Senin" (intinya bilang seperti itu). Aku bilang gapapa Bu, aku tunggu aja, Ibu pulang langsung gapapa sama Bapak. Tapi sebelum pulang, kita tanya ke Apotok ternyata memang obatnya tidak tersedia hari ini, harus dipesan dulu. Ya sudah, akhirnya kita pulang bareng berempat lagi.
Ternyata, obat tidak juga diambil hari Senin karena Minggu paginya Ibuku sudah tiada. Innalillahi wainna ilaihi raji'un.
Hemmmm, memang sulit melupakan memori tentang Ibuku sendiri. Wanita pertama yang paling aku sayang dan cintai. Yahhhhh, memang fisik sudah tidak disini, tapi terus ada di hati.
Btw, Bapakku berangkat dari jam 8.30 sampai jam 14.30 belum juga pulangg...
Sabarrr ya Pak... Hehehehehe...
Tuesday, October 21, 2014
Thursday, August 7, 2014
Lupa
Hari ini gw full jagain nyokap di rs sendirian. Nggak masalah sih, malah menguntungkan kalau lagi puasa begini, soalnya nggak terlalu terasa. Yaaa, cuma pusing dan mual dikit aja sih, maklumlah sahur cuma makan astor. Hahahaa.
Sedih rasanya denger nyokap gw lupa akan suatu hal yg belum lama terjadi. Misalkan begini:
- Bajunya digantiii.. *sambil megangin baju* (padahal belum ada 15 menit kalo ga salah, perawat mandiin nyokap gw walaupun hanya dengan dilap basah) hiks
- Tadi pagi nyokap minta teh anget. Kebetulan ada mas-mas petugas dari gizi yang lagi bagi2in sarapan ke masing-masing ruang rawat, jadi gw minta teh panas deh. Gw kasih ke nyokap beberapa sendok dan sekalian buat minum obat yang harus melalui mulut (ga boleh lewat selang). Setelah beberapa sendok, nyokap gw bilang "udahh". Oke, teh masih gw taroh di meja. Setelah agak siangan, lupa tepatnya jam berapa, Nyokap minta teh lagi. Gue ambilin dong teh yg di meja. Pas gw sendokin katanya dingin. Gw jawab, iya Bu dingin kan ini teh panas yg tadi pagi. Nyokap gw jawab gini, "Kok tadi pas masih anget, Ibu ga dikasih?" Hikssss... Sedih...
- Ibu mau mandi. Ibu masa ga pernah mandi. Gw bilang, "Lhooo, setiap pagi kan dimandiin Bu..."
"Siapa yang mandiin?"
"Suster.. Masa Ibu ga inget..."
"Enggak.."
"Bu, inget ga Bu siapa yg mandiin kalo di rumah?"
"...(diem ahgak lama)... Sendiri..."
"Ibu mandi sendiri di rumah??"
"Iya"
Hikssss...
- Hal lainnya yang bikin sedih juga: ibu lupa rumah yang di Jakarta, ibu nggak inget moment Lebaran kemarin.
Ibu, Ibu kenapaaaaa....
Wednesday, August 6, 2014
Ibuku Dirawat Lagi :'(
Yap, gue kembali menerima kenuyataan bahwa sampai sekarang nyokap gw belum juga sembuh total. Beberapa waktu yang lalu, setelah ke salah satu dokter paru di RS.XX, beliau mencoba memberikan nyokap gw obat TB dalam jangka waktu 1 bulan dahulu. Dokter itu juga sebenernya bingung sakit apaaaa nyokap gw. Batuk berbulan2 ga sembuh2, dikasih obat batuk udahh, diuap udah, dan ditest dahaknya pun, negatif TB. Tapi, dokter itu mau coba kasih obat TB walau memang bukan sakit TB. Aneh sih.. Tapi tetep kita jalananin aja dulu saran dokter ini.
Ada 4 macam obat yg dimakan pagi dan malam 1 jam sebelum makan. Memang sih, dokter itu kasih tau efek samping yang mungkin tumbul pada pasien yang mengkonsumsi obat TB ini, yaitu salah satunya mual dan bisa sampai muntah2.
Benar saja, dalam jangka waktu mengkonsumsi obat tersebut, nyokap sering muntah. Apa yang gue masukin ke lambungnya, dalam beberapa jam akan keluar lagi lewat mulut. Rasa-rasanya sih banyak banget. Gue pun memberi makan kembali pada jadwal makan berikutnya. Gue takut menambahkan porsi doubel makanan untuk menggantikan apa yang sudah dikeluarkan karena takut kelebihan asupan di lambungnya. Akibatnya, low intake dan hiponatremia. Itu hasil cek darah saat diperiksa di UGD RS.XX. Yap, senin lalu kita bawa nyokap ke RS (lagiii).
Daaaaannnn, benar saja, nyokap harus dirawat lagi. Semoga cepet sembuh Ibu.. Aamiin.
Saturday, August 2, 2014
Setelah Sekian Lama, Akhirnya Gue Potong Rambut Sebahu.. *Fresh, But No Pict
Kemarin gue maksain diri untuk potong rambut. Kenapa begitu? Karena rambut gw udah panjang sepinggang dan rontok juga. Sebenernya sih kalo gw rajin banget urus rambut, ke salon dengan segala treatmentnya, mungkin rambut gw akan bagus dan ga rontok. Tapi, itu ga mungkin untuk saat ini. Selain itu, cowok gw juga berandai kalo gw punya rambut sebahu, mungkin akan lebih rapi. Maklumlah, rambut gw bergelombang, jadi terkesan awut2an dan berantakan. Hahahahaha.. *tetep ya, nyalahin jenis rambut*
Hari ini masih termasuk liburan cuti bersama sih, kemungkinan besar juga salon2 deket rumah belum ada yg buka. Pertama, gw kunjungin salon yang biasa gw datengin, yaitu salon yang khusus untuk cewek. Letaknya sih memang di pinggiran jalan, alias bukan salon top yg suka para artis datengin. Sayang sekali, pagernya tutup dan ada kertas pengumuman tertempel disitu. Gw rasa sih pengumuman kapan salon itu buka. Tapi gw ga baca karna ga penting banget juga, toh gw butuhnya hari ini.
Akhirnya gw coba rada kesanaan dikit, salon umum untuk cewek dan cowok. Alhamdulillah bukaaaa.. Pas masuk, eng ing engg.. Hanya 1 orang yg layanin dengan 3 "pasien" menunggu dan 1 "pasien" lagi dikerjain. Tapi tukang salonnya itu ya si pemilik salon itu, dimana pasti lebih jago motongnya dibandingkan karyawannya. Terbukti dari piagam2 dan foto beliau menerima penghargaan. Jadi, gapapalah gw tungguin. Katanya sih, 1 jam-an lagi. Okelah...
Tunggu..Tunggu..Tunggu..Baca Majalah ini..Baca Majalah itu..Tengok sana..Tengok sini.. Belom kelar2 juga tuh para pasien sampe 2 jam lebih. Tibalah tinggal gw nunggu 1 orang yg lagi dikerjain. Lagi bosennya nunggu, kakak gw bbm nanyain masih lama atau enggak, soalnya dia makin sakit dan ga enak badan karena syaraf giginya sakit banget dan Nyokap ga ada yg jaga. Secara implisit, gw disuruh buru2 pulang dong... What? Masa gw nunggu 2 jam lebih, tinggal 1 lagi, terus gw pulang???? Manfaat ga sehhhh gw nunggu... Akhirnya gw tetep kekeuh aja nunggu salon. Gile ajee udah bosen nunggu tingkat dewa, eh ga kesampean juga potong rambut. Akhirnya potong rambut juga walau akhirnya gw urungkan niat untuk sekalian creambath. Padahal kan enak tuh dipijet2 kepala dan pundaknya.. Hemmmmm... Tak apalah...
Akhirnyaaaaa... Jadilah rambut gw pendek sebahuuu.. Selamat tinggal rambut sepinggang. Bye.. Lebih fresh dan enteng aja rasanya...Tapi kok, jadi ga bisa dikuncir lagi yaaa... Huaaaaaaaa.... *masalah baru.
Mencoba Ngeblog Lagi... Hehehehe
Sepertinyaaa... Gue mau ngeblog lagi deh disini...
Setelah sekian lama gue nggak pernah posting blog, rasa-rasanya asik juga kalo gue mulai lagi.
Tapi "feel" yang gue rasain ketika menulis ini sih belum dapet maksimal. Maklum sih, karena kan fikiran gue udah lama ga dibiasain untuk merangkai kata-kata menjadi blog yang emang "gue banget".
Hahahaha.. Apa sihh... :p
Keep Blogging...
Aamiin.
Friday, August 1, 2014
Thursday, July 31, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)