Tuesday, December 6, 2011

Ketika Rasa Kesal Berubah Manjadi Rasa Kagum Dengan Sang Mantan.


Hari Jumat kemarin, gue berniat nonton konser mantan gue yang masih gue sayang. Rasa-rasanya kocak kalo diinget-inget. Kenapa kocak? Karena gue bener-bener bela-belain nonton konser dia yang ternyata gue nemuin beberapa hambatan. Tapi setelah gue nonton konsernya, rasa pengorbanan ini menjadi hilang dan berganti menjadi kebanggaan dan kekaguman. Let’s read this story.

Undangan gratis yang gue dapat mencantumkan alamat yang tidak lengkap, hanya nama gedung dan daerah saja. Sedangkan gue sama sekali nggak ada bayangan tempat itu dimana pastinya. Jam di undangannya menunjukkan pukul 7.30 PM. Gue berangkat dari rumah setelah gue shalat Maghrib. Ketika menyiapkan motor, entah kenapa feeling gue mengatakan gue harus bawa jas hujan, padahal cuaca malam itu benar-benar tidak ada indikasi akan turun hujan. Gue pun mengikuti kata hati gue, yaitu membawa jas hujan.

Ternyata benar, hujan langsung turun deras secara tiba-tiba di daerah yang belum terlalu jauh dari rumah. Benar-benar deras. Sayangnya, jas hujan yang gue bawa adalah jas hujan yang sudah rusak dimana sudah bolong-bolong gitu di sekitar bagian punggung. Mau bagaimana lagi coba. Akhirnya gue menepi untuk memakai jas hujan dan memaksa untuk melanjutkan perjalanan karena waktu terus berjalan untuk menuju jam 07.30 PM.

(huh, akhirnya gue menyebutkan nama daerah juga) Gue nggak tau pasti tempatnya dimana, tetapi sepengetahuan gue tempat knser ini di sekitar pasar festival. Gue hanya mencari info lewat Google Map aja dan entah mengapa, GoogleMap menunjukkan tempat yang sepertinya nggak jauh-jauh dari pasar festival dan terlihat sederetan dengan KPK. Karena gue berpendapat di daerah situ, wajar dong kalo gue lewat cawang bawah-tebet raya-jembatan merah-KPK-setelah itu baru berniat tanya-tanya orang yang ada di situ.

Hujan pun nggak reda-reda, masih saja deras, namun semangat masih ada untuk nonton konser itu. Macet ternyata benar-benar teman setia Jakarta ya. Baru sampai gang jembatan merah itu saja sudah sangat macet sampai KPK. Dan lebih macet lagi dengan sepanjang jalan Kuningan tersebut. Bayangkan dengan kondisi malam hari, hujan, macet, dan membawa alamat yang nggak terperinci secara jelas.

Orang pertama yang gue tanya yaitu tukang ojek di jalan samping Gedung KPK. Mereka tidak tau dimana letak gedung itu, tetapi sangat berusaha membantu gue. Gue pun menelusuri jalan yang nggak pasti. Di pinggir jalan gue ketemu bapak-bapak yang jualan di pinggir jalan, mereka pun nggak tau. Gue sms mantan bilang bahwa susah untuk nemuin tempat itu. Jujur, gue udah hopeless banget kala itu, ditambah lagi itu udah jam 19.30 lebih, alias telat. Gue bertemu sama orang yang lagi duduk2 di pinggir jalan, dia lumayan tau, alhamdulilah. Oh, ini kalo nggak salah di gedug kedutaan ***blablabla***. “Mba kalo nemuin hotel ***blablabla***, ntar agak ke kanan masuk ke jalur motor untuk putar balik. Kalo udah putar balik, mba jalan di sebelah kiri jalan ya. Kalo nemu belokan, ntar langsung belok kiri. Trus belok kiri lagi, nah gedung itu ada di sekitar situ.”

Alhamdulilah ada pencerahan. Tapi kok bener-bener beda jauh ya sama informasi dari Google Map. Ah, siapa nih yang nyesatin gue, GoogleMap atau orang ini. Akhirnya gue berniat nanya 1 orang lagi dan ketemulah dengan polisi di pinggir jalan. Ternyata ramah orangnya. Awalnya dia juga nggak tau gedung itu, tapi setelah gue kasih tau bahwa katanya itu ada di gedung kedutaan ***blablabla***, akhirnya dia baru inget dan menunjukkan arah jalannya ke gue. Ternyata sama persis dengan yang orang tadi cerita. Okelah, gue percaya bahwa jangan 100% percaya ama GoogleMap. Haha.

Akhirnya, ketemu juga gedungnya walau parkir motor di luar. Sesampainya di dalem, gue harus menunggu sebentar sampai para singer tersebut menyelesaikan lagu yang sedang berlangsung. Jam di tangan menunjukkan pukul 20.00 WIB, itu artinya gue melewatkan 30 menit pertunjukan mantan gue. Sedih sih, tapi udah bersyukur banget bisa hadir.

Gue nonton konsernya dengan khusyuk dan sangat memperhatikan ia bernyanyi. Sesekali gue merekam videonya di hp. Session I selesai dan ruangan kembali terang. Saat itu aku bertemu dengan keluarga mantan gue, yaitu ibu dan adik perempuannya. Kami pun saling menyapa.

Ketika hampir terakhir konsernya, ternyata dia menyanyi solo untuk persembahan temannya yang akan pindah domisili ke luar negeri. Gue pun merekamnya ia bernyayi walau ada beberapa hambatan orang yang lalu lalang di depan gue. Suaranya bagus dan sukses membuat gue terharu dengan lagu mellownya. TTY itu inisial judul lagunya.

Di akhir shownya, gue pun bergabung dengan keluarganya untuk bertemu si dia. Gue bangga sama dia. Perasaan yang kesal dengannya yang membuat aku memutuskan dia, berubah menjadi rasa kagum. Kami pun berfoto ria walau tidak banyak gambar yang kita abadikan.

Waktu sudah larut malam, Ibu dan adik perempuannya duluan pulang karena mereka naik taksi, sedangkan gue dan dia naik motor masing-masing. Gue pun pulang bareng walau dengan motor yang berbeda.

Itulah sedikit perjuangan gue hanya untuk menonton konsernya. Aku sangat senang malam itu bisa bertemu dengan dia setelah sekian lama susah untuk bertemu dan membuat hubungan kita renggang dan putus. I hope the future will be fine and better. Aamiin.

No comments:

Post a Comment