Wednesday, December 14, 2011

Arti Peletakan Perangko pada Amplop Surat (Perangko juga bisa NGOMONG!!!!!)


Kemarin ketika gue iseng baca suatu buku yang berjudul “Panduan Menulis Surat Lengkap”, ada subbab tentang bahasa perangko remaja. Hahaha. Entah karena gue terlahir di jaman yang sudah canggih dalam hal teknologi informasi atau emang gue yang ketinggalan informasi, ternyata peletakan perangko pada amplop surat itu ada artinya. Nggak tau juga ya apakah ini benar-benar berlaku bagi surat-surat resmi sampai saat ini.

Kalian pernah kan denger iklan suatu produk permen yang slogannyaa “Permen juga bisa ngomong!!!”, nah kalo yang ini “Perangko juga bisa ngomong!!!!” Hehehe. Tapi terlintas di pikiran gue, apa gunanya surat yang ada di dalem amplop tersebut. Di dalam surat kan bisa dijelaskan secara lengkap mengenai apa yang mau kita sampaikan. Nggak surprize dong kalo udah tau apa isinya sebelum dibuka. :P. Selain itu perangko yang tersedia di kantor pos kan nggak selamanya lengkap dengan varian nominal yang tertera di perangko. Misalnya begini, untuk mengirim surat dengan berat tertentu, perangko yang di tempelkan haruslah berjumlah nominal Rp.3000,- namun yang tersedia di kantor pos hanyalah perangko nominal 1000. Otomatis harus 3 perangko khan? Trus kalo gitu, apa dong artinya? Hehehe. Nih, coba iseng dibaca walau sekarang kita udah jarang kirim surat via pos.

Ø      Kabar biasa => posisi perangko TEGAK di sebelah kanan atas.
Ø      Balaslah segera! => posisi perangko miring di sebelah kanan atas.
Ø      Cintakah kau padaku? => posisi perangko melintang di kanan atas.
Ø      Jangan ganggu aku! => posisi perangko terbalik di kanan atas.
Ø      Terimalah cintaku!=> posisi perangko tegak di kanan tengah.
Ø      Janagn cemburu! => posisi perangko miring di kanan tengah.
Ø      Aku bahagia bila kau berada di sampingku => posisi perangko terbalik ke kanan tengah.
Ø      Aku ingin jumpa denganmu => posisi perangko melintang di sebelah kanan tengah.
Ø      Aku bahagia karena cintamu => posisi perangko tegak di kanan bawah.
Ø      Semoga kamu puas => posisi perangko mering di kanan bawah.
Ø      Datanglah kepadaku => posisi perangko melintang di kanan bawah.
Ø      Aku tak percaua lagi padamu! => posisi perangko terbalik di kanan bawah.
Ø      Aku cinta padamu! => posisi perangko tegak di kiri atas.
Ø      Percayalah aku setia padamu => posisi perangko miring di kiri atas.
Ø      Jangan hiraukan aku lagi! =>posisi perangko melintang di kiri atas.
Ø      Tabahlah hatimu! => posisi perangko terbalik di kiri atas.
Ø      Aku sangat menghormatimu => posisi perangko tegak di kiri tengah.
Ø      Aku harap kedatanganmu => posisi perangko miring di kiri tengah.
Ø      Maafkan, aku telah menyakiti hatimu! => posisi perangko melintang di kiri tengah.
Ø      Aku ingin bertemu! => posisi perangko terbalik di kiri tengah.
Ø      Akan kubalas cintamu! => posisi perangko tegak di kiri bawah.
Ø      Aku tetap mencintaimu =>posisi perangko miring di kiri bawah.
Ø      Hatiku untuk orang lain => posisi perangko melintang di kiri bawah.
Ø      Terimalah salam mesraku! => posisi perangko terbalik di kiri bawah.
Ø      Kabar penting dan rahasia! =>posisi perangko tegak di tengah atas.
Ø      Aku percaya padamu! => posisi perangko miring di tengah atas.
Ø      Aku meragukan kesetiaanmu! => posisi perangko melintang di tengah atas.
Ø      Maaf, aku menolah cintamu! => posisi perangko terbalik di tengah atas.
Ø      Cantaku hanya padamu! => posisi perangko tegak di tengah bawah.
Ø      Beri aku harapan! => posisi perangko miring di tengah bawah.
Ø      Kau telah sakiti hatiku! => posisi perangko melintang di tengah bawah.
Ø      Cukup sampai disini hubungan kita => posisi perangko terbalik di tengah bawah.
Ø      Relakan aku pergi! => posisi perangko ganda atas melintang kiri dan tegak.
Ø      Aku ingin berteman akrab denganmu => posisi perangko ganda atas miring dan tegak.
Ø      Lamarlah diriku! => posisi perangko ganda atas tegak.
Ø      Aku pasrah padamu! => posisi perangko tegak tegak dan melintang.

Sumber:
Silmi, Sikka Mutiara. 2004. Panduan Menulis Surat Lengkap. Yogyakarta: Absolut.

Thursday, December 8, 2011

Ternyata Sulit Mendapat Pekerjaan


Ternyata mencari kerja itu susah ya kawan. Gue baru merasakannya itu sekarang. Apply dimana-mana tetapi seperti ini kejadiannya. Pertama, ada yang tidak memanggil sama sekali untuk diinterview. Kedua, diinterview tetapi jenis pekerjaannya yang marketing dimana harus mencapai target tertentu (gue pribadi kurang suka dengan jenis pekerjaan yang seperti itu). Ketiga, sudah lolos tahap psikotest, wawancara user, eh ada larangan tertentu yang berhubungan dengan agama dimana mereka mengatasnamakan dengan prosedur. Keempat, jurusan yang saya ambil ketika kuliah tidak memenuhi syarat untuk melamar sebagai posisi yang memiliki istilah “jalan tol” untuk mencapai Top Management (jalur Management Trainee). Kelima, ketika ada perusahaan yang mengizinkan MT dengan segala jurusan, tetapi saingan yang melamar kala itu sangatlah berat dibandingkan dengan kualitas saya yang hanya seperti ini. I don’t have “something” like Syahrini. Hahaha. Beberapa alasan lain yang tidak bisa gue uraikan satu-satu. Namun, hal itu tidaklah mengapa, gue menganggap hal tersebut merupakan proses hidup yang harus gue jalani. Toh, kalo memang sudah datang rezeki itu, nggak lari kemana kok, hanya butuh usaha, doa, dan kesabaran.

Kemarin saat jam istirahat ketika mengikuti DanYouth, gue udah pesimis banget nggak bisa lanjut berkarir di perusahaan ini. Kenapa pesimis? Lihatlah temannnnn kemampuan mereka, prestasi yang telah mereka raih, jurusan bonafit yang mereka ambil ketika kuliah, dan hal hal lainnya yang membuat gue sadar akan kemampuan gue. Hahaha. Tapi tetep penasaran menunggu hasil screning CV yang akan diumumkan ketika selesai jam makan. Akhirnya gue putuskan untuk tidak mengantri mengambil makan siang dan lebih memilih mencari Kantor Pos untuk mengirimkan lamaran lain. Yah, walaupun nganggur, setidaknya gue masih mampu untuk membeli mkanan sendiri. Hehehe.

Sebelum gue nyari kantor pos di UI, gue mau ngeprint dulu surat lamaran yang telah diketik. Setelah itu menuju ke Rektorat yang ternyata Kantor Pos saat ini sudah tidak bertempat di Rektorat, tetapi di Perpustakaan Pusat UI. Padahal beberapa waktu kemarin ketika gue ke rektorat, masih ada deh Pos Indonesia. Untung gue bertanya ke security yang ada di tempat parkir rektorat. Begitu sampai di perpus pusat, keren juga tata letaknya yang disamping danau. Pas masuk perpus, di lantai pertama mirip sedikit dengan mall. Hehehe.

Setelah mengirim surat, gue pun makan siang sebentar di perpus yang menurut gue agak mahal juga ya ternyata, pecel ayam Rp15.000,- boooooo’. Setelah makan selesai gue menuju ke Wisma Makara UI lagi sekedar melihat siapa saja yang lolos screening CV. Jelas saja nama gue nggak ada. Nggak punya achievements, awards, and something different. Hanya beberapa menit masuk wisma tersebut, langsung balik lagi menuju parkiran motor untuk cacau pulang saja.

Memang sulit mencari pekerjaan yang sesuai dengan hati. TT.TT

Wednesday, December 7, 2011

Tetap Belajar Dalam Kegagalan.


Hari ini lumayan melelahkan deh. Yah, agak sia-sia sedikit sih, tapi kalo mau diambil hikmahnya ya nggak terlalu rugi juga. Hari ini gue dateng ke salah satu acara Career Day di UI. Ternyata nggak jauh beda dengan Unilever yang pernah gue ikutin waktu masih kuliah dulu. Intinya sama-sama sulit. Kesimpulannya sih gue nggak lolos seleksi administrasi dengan melihat CV gue. Emang odong kali ya gue.. Hahaha. Saingannya booooo pinter-pinter banget. Nggak hanya dari Universitas Indonesia, ada yang dari ITB, UGM, IPB, Andalas, dan lain-lain.

Awal hari aja gue udah kesiangan. Bayangin ya, acara itu jam 9 pagi mulainya, tapi gue bangun jam 8. Huwaaaaaaaa!!!!! Wajar sih bangun jam segitu. Selain karena gue lagi nggak shalat, gue juga baru tidur jam 01.00-an. Kemarin gue ketiduran siang sih, jadinya pas malem nggak bisa tidur deh.

Setelah nyadar udah jam 8, gue langsung mandi, rapih2, dan langsung berangkat tanpa sarapan sedikitpun. Ngebut pula naik motor yang membuat gue bisa sampe di UI jam 09.06 WIB. Hahahhaa, lumayan nih cuma setengah jam perjalanan dan cuma 1 jam jangka waktu antara gue bangun tidur sampai siap stand by di Wisma Makara UI. Hahaha.

Berdasarkan penjelasan para executive yang sebagian besar orang bule, ternyata memang sulit dan butuh perjuangan ekstra untuk bisa bergabung dengan perusahaan ini melalui jalur MT. Dari hati sih udah kurang yakin dengan melihat kemampuan yang gue punya. Tapi sebenarnya ada pelajaran yang bisa gue dapetin di DanoneYouth ini. (yah, sebut merk juga dah akhirnya).

Selain para executive, pembicara dalam acara tersebut yaitu Charles Bonar Sirait. Gue baru bener-bener liat bahwa dia itu pinter banget deh. Dia menjelaskan mengenai bagaimana menghadapi interview dengan baik. Sedikit hal yang bisa gue ambil sih ini:

Ø      Ketika diinterview, kita harus persuasive. Jangan hanya bengong saja menunggu pertanyaan yang akan diajukan. Pada situasi yang tepat, kita bisa menjelaskan terlebih dahulu (sebelum ditanya) mengenai kelebihan apa yang akan kita jual atau keuntungan apa yang akan perusahaan dapatkan apabila merekrut kita.

Ø      Wajib memiliki kemampuan mendengar dan berbicara dengan baik. Kemampuan mendengar maksudnya kita menerima dengan cepat dan jelas apa yang ditanyakan oleh pewawancara. Selain kemampuan mendengar, tentu saja kita harus memiliki kemampuan berbicara yang baik. Berbicara yang baik yaitu memiliki urutan struktur yang ideal, yaitu opening à isi à closing.

Ø      Sangat diusahakan mengurangi “verbal gravity”. Verbal gravity yaitu pengucapan seperti “....hhhhhmmmmm..... eeeeeeee...... hhhhhmmmmm...” di awal atau di tengah pembicaraan. Apabila terlalu banyak hal ini terjadi dalam menjawab pertanyaan ketika interview, maka akan mengurangi nilai. Hal tersebut bisa dilatih kok, misalnya dengan merekam pembicaraan sendiri dalam video atau audio. Hitung berapa verbal gravity dan usahakan berkurang dalam latihan selanjutnya.

Ø      Pelajari karekteristik pewawancara kita karena hal tersebut akan membedakan sikap kita dalam interview. Karakteristik tersebut dibagi menjadi empat, yaitu Dominance (Koleris), Concientiousnes (Melankolis), Steadines (Plegmatis), dan Influence (Sanguisme). Mengenai penjelasannya, googling sendiri yah. Hehe.

Ø      Apabila diakhir interview bertanya, “Ada lagi yang mau ditanyakan?” Jangan lewatkan kesempatan ini. Bertanyalah karena hai ini akan menunjukkan interest kita dan kesempatan menunjukkan kemampuan/intelegensia kita. Bentuk pertanyaannya pun sebaiknya pertanyaan yang membuat pewawancara mempertimbangkan untuk lebih merekrut kita. Salah satu pertanyaannya yaitu: “Bapak/Ibu, apabila suatu saat nanti saya diberi kesempatan untuk bekerja di perusahaan ini, apakah ada kesempatan untuk mengeksplor gagasan yang saya miliki untuk memajukan perusahaan ini?” Besar kemungkinan pewawancara akan senang dan bertanya, “Sebutkan gagasan yang kamu muliki.”. Nah, baru deh kita jelasin poin-poin penjelasan yang memang sudah kita siapkan. Jadi, intinya sebelum interview, pelajari dulu profile perusahaan tersebut dan lakukan sedikit riset dengan googling, dll dan buatlah gagasan untuk memajukan perusahaan. Walaupun salah, minimal kita sudah dinilai berusaha oleh pewawancara.

Begitu dulu aja deh postingan kali ini, sebenernya mau cerita banyak lagi, tapi gue mau searching2 job lagi. Maklumlah, gue masih nganggur nih. Doakan ya semoga cepet dapet kerja yang lebih baik lagi. Aamiin.


Tuesday, December 6, 2011

Ketika Rasa Kesal Berubah Manjadi Rasa Kagum Dengan Sang Mantan.


Hari Jumat kemarin, gue berniat nonton konser mantan gue yang masih gue sayang. Rasa-rasanya kocak kalo diinget-inget. Kenapa kocak? Karena gue bener-bener bela-belain nonton konser dia yang ternyata gue nemuin beberapa hambatan. Tapi setelah gue nonton konsernya, rasa pengorbanan ini menjadi hilang dan berganti menjadi kebanggaan dan kekaguman. Let’s read this story.

Undangan gratis yang gue dapat mencantumkan alamat yang tidak lengkap, hanya nama gedung dan daerah saja. Sedangkan gue sama sekali nggak ada bayangan tempat itu dimana pastinya. Jam di undangannya menunjukkan pukul 7.30 PM. Gue berangkat dari rumah setelah gue shalat Maghrib. Ketika menyiapkan motor, entah kenapa feeling gue mengatakan gue harus bawa jas hujan, padahal cuaca malam itu benar-benar tidak ada indikasi akan turun hujan. Gue pun mengikuti kata hati gue, yaitu membawa jas hujan.

Ternyata benar, hujan langsung turun deras secara tiba-tiba di daerah yang belum terlalu jauh dari rumah. Benar-benar deras. Sayangnya, jas hujan yang gue bawa adalah jas hujan yang sudah rusak dimana sudah bolong-bolong gitu di sekitar bagian punggung. Mau bagaimana lagi coba. Akhirnya gue menepi untuk memakai jas hujan dan memaksa untuk melanjutkan perjalanan karena waktu terus berjalan untuk menuju jam 07.30 PM.

(huh, akhirnya gue menyebutkan nama daerah juga) Gue nggak tau pasti tempatnya dimana, tetapi sepengetahuan gue tempat knser ini di sekitar pasar festival. Gue hanya mencari info lewat Google Map aja dan entah mengapa, GoogleMap menunjukkan tempat yang sepertinya nggak jauh-jauh dari pasar festival dan terlihat sederetan dengan KPK. Karena gue berpendapat di daerah situ, wajar dong kalo gue lewat cawang bawah-tebet raya-jembatan merah-KPK-setelah itu baru berniat tanya-tanya orang yang ada di situ.

Hujan pun nggak reda-reda, masih saja deras, namun semangat masih ada untuk nonton konser itu. Macet ternyata benar-benar teman setia Jakarta ya. Baru sampai gang jembatan merah itu saja sudah sangat macet sampai KPK. Dan lebih macet lagi dengan sepanjang jalan Kuningan tersebut. Bayangkan dengan kondisi malam hari, hujan, macet, dan membawa alamat yang nggak terperinci secara jelas.

Orang pertama yang gue tanya yaitu tukang ojek di jalan samping Gedung KPK. Mereka tidak tau dimana letak gedung itu, tetapi sangat berusaha membantu gue. Gue pun menelusuri jalan yang nggak pasti. Di pinggir jalan gue ketemu bapak-bapak yang jualan di pinggir jalan, mereka pun nggak tau. Gue sms mantan bilang bahwa susah untuk nemuin tempat itu. Jujur, gue udah hopeless banget kala itu, ditambah lagi itu udah jam 19.30 lebih, alias telat. Gue bertemu sama orang yang lagi duduk2 di pinggir jalan, dia lumayan tau, alhamdulilah. Oh, ini kalo nggak salah di gedug kedutaan ***blablabla***. “Mba kalo nemuin hotel ***blablabla***, ntar agak ke kanan masuk ke jalur motor untuk putar balik. Kalo udah putar balik, mba jalan di sebelah kiri jalan ya. Kalo nemu belokan, ntar langsung belok kiri. Trus belok kiri lagi, nah gedung itu ada di sekitar situ.”

Alhamdulilah ada pencerahan. Tapi kok bener-bener beda jauh ya sama informasi dari Google Map. Ah, siapa nih yang nyesatin gue, GoogleMap atau orang ini. Akhirnya gue berniat nanya 1 orang lagi dan ketemulah dengan polisi di pinggir jalan. Ternyata ramah orangnya. Awalnya dia juga nggak tau gedung itu, tapi setelah gue kasih tau bahwa katanya itu ada di gedung kedutaan ***blablabla***, akhirnya dia baru inget dan menunjukkan arah jalannya ke gue. Ternyata sama persis dengan yang orang tadi cerita. Okelah, gue percaya bahwa jangan 100% percaya ama GoogleMap. Haha.

Akhirnya, ketemu juga gedungnya walau parkir motor di luar. Sesampainya di dalem, gue harus menunggu sebentar sampai para singer tersebut menyelesaikan lagu yang sedang berlangsung. Jam di tangan menunjukkan pukul 20.00 WIB, itu artinya gue melewatkan 30 menit pertunjukan mantan gue. Sedih sih, tapi udah bersyukur banget bisa hadir.

Gue nonton konsernya dengan khusyuk dan sangat memperhatikan ia bernyanyi. Sesekali gue merekam videonya di hp. Session I selesai dan ruangan kembali terang. Saat itu aku bertemu dengan keluarga mantan gue, yaitu ibu dan adik perempuannya. Kami pun saling menyapa.

Ketika hampir terakhir konsernya, ternyata dia menyanyi solo untuk persembahan temannya yang akan pindah domisili ke luar negeri. Gue pun merekamnya ia bernyayi walau ada beberapa hambatan orang yang lalu lalang di depan gue. Suaranya bagus dan sukses membuat gue terharu dengan lagu mellownya. TTY itu inisial judul lagunya.

Di akhir shownya, gue pun bergabung dengan keluarganya untuk bertemu si dia. Gue bangga sama dia. Perasaan yang kesal dengannya yang membuat aku memutuskan dia, berubah menjadi rasa kagum. Kami pun berfoto ria walau tidak banyak gambar yang kita abadikan.

Waktu sudah larut malam, Ibu dan adik perempuannya duluan pulang karena mereka naik taksi, sedangkan gue dan dia naik motor masing-masing. Gue pun pulang bareng walau dengan motor yang berbeda.

Itulah sedikit perjuangan gue hanya untuk menonton konsernya. Aku sangat senang malam itu bisa bertemu dengan dia setelah sekian lama susah untuk bertemu dan membuat hubungan kita renggang dan putus. I hope the future will be fine and better. Aamiin.

Monday, December 5, 2011

Masih Belum Rejeki Lagi

Hari ini, gue mengalami kegagalan lagi. Hehe. Kemarin gue ikut Jobfair salah satu bank di Senayan. Hmmm,sebenernya dari requirements yang diinformasikan, nggak ada jurusan yang sesuai dengan jurusan yang gue ambil. Tapi gue tetep mencoba untuk melamar.

Awalnya gue bingung, kenapa lulusan lain yang tidak sesuai dengan perbankan diijinkan untuk melamar, tetapi kenapa jurusan gue nggak termasuk dalam daftar? Itulah alasannya gue tetep mencoba dan memang nggak ada salahnya khan?

Senin ini diumumkan siapa saja yang lolos dalam hal administrasi. Tidak ada nama gue. Yah, nggak heran juga kenapa gue bisa nggak lolos. Memang belum rejeki kali ya. Tapi tetap dong gue semangat buat mencari pekerjaan yang lebih baik dari kemarin. Keep trying and praying. ^^

Saya Harus Belajar Menerima Kegagalan/Kekalahan


Ini blog aku yang kesekian kalinya. Permisi yaaa... Numpang nulis.

Hari ini aku merasa kecewa dengan diriku sendiri deh. Aku terlalu ceroboh untuk melakukan ini. Jadi begini, aku kan mau melamar di salah satu perusahaan. Perusahaan itu mensyaratkan untuk mengisi formulir secara online dan melakukan psikotest online. Aku buka websitenya dan mencoba mengisi formulir tersebut. Ternyata masih ada beberapa yang belum aku persiapkan, seperti foto, cv, surat lamaran, scan ijasah, dan scan transkrip nilai. Data lainnya hanya mengisi kolom saja.

Aku bolak-balik cari tempat yang bisa scan. Okelah scan ijasah yang memang ukurannya A4 itu mudah (bagi abang-abang tukang scan), tapi kalo scan transkrip nilai yang ukurannya A3 kan butuh otak-atik. Setelah dari tempat scan, aku pergi ke warnet untuk rekrut online sekalian karena kalau ngenet di rumah bakalan lama, dan ladingnya lama. Sesampainya di warnet, aku bikin surat lamaran dahulu dan mempersiapkan data lainnya.

Ketika mau mengupload hasil scan-scan tersebut, aku tidak sadar bahwa filenya ternyata sangat besar sekitar 6 MB. Sampai berulang kali aku coba mengisi dan mengupload, namun selalu gagal dan aku pun belum engeh bahwa permasalahannya ada pada besarnya file JPEG tersebut.

Ketika sudah lama sampai mataku sepet mau nyerah, barulah ide aku mencoba mengecilkan file JPEG tersebut. Aku nggak nyadar kalo sizenya akan sebesar itu. Akhirnya bisa mengupload semua data dengan cepat.

Dengan pikiran yang sudah lelah, mata sudah sepet, aku pun langsung mengeklik “MULAI” untuk test psikologi online. Aku mengisi tidak maksimal dan ragu-ragu. Sangat disesalkan bahwa setelah selesai mengisi semuanya, ada kalimat, “MAAF, ANDA TIDAK LOLOS DALAM TEST PSIKOTEST KALI INI. TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA” (begitulah inti kalimatnya)

GUBRAAAAKKKKK!!!!!!! SANGAT KECEWA DENGAN DIRI SENDIRI. BELUM REJEKI LAGI DEH..... (TT.TT)