Pengen punya twitter sendiri buat blog ini kesampean juga. Sebenernya bikin akunnya udah lama, tapi disharing di blog sendiri baru hari ini. Isi Twit ini kemungkinan besar yaitu link posting terbaru di blog asalcerita138 ini. Tapi sayang yaa, followersnya baru nol.. hehehee.. Jumlah yang "banyak" bukann?
"Bukaann".
Tuesday, January 20, 2015
Monday, January 19, 2015
Proses Mencari Hikmah yang Bisa Saya Ambil dari Kejadian Lalu
Kali ini saya mau cerita yang mungkin menurut temen2 (kalo ada yang baca) mungkin gak begitu penting. Hehehe.
Dulu setelah alm.Ibu saya meninggal, saya mengikuti test untuk menjadi karyawan BP*S. Saat itu saya sangat berharap agar bisa lolos karena pada saat itu saya berfikir untuk mencari pekerjaan yg memang membutuhkan kualifikasi pendidikan yg sesuai dengan saya dan gajinya lebih besar dari pekerjaan saya sebelumnya.
Saat itu BP*S menggunakan vendor yang bagi saya tidak profesional. Bukan karena saya tidak lolos yang menyebabkan saya mengatakan vendor X tersebut tidak profesional. Saya dan hampir seluruh temen2 seperjuangan juga berpendapat yang sama. Bahkan dari awal2 rekrutmen sudah menunjukkan kekurangannya. Beberapa diantaranya yaitu para karyawannya tidak tepat waktu dengan jadwal test yang sudah mereka tetapkan sendiri, mempublish tempat test semalam sebelumnya jam 20.00 an (bayangkan bagi orang yang belum tau tempat test, tidak bisa survey), dan lain-lain (banyaaakkk). Sebenarnya hal paling aneh yang saya temui yaitu peserta test yang tidak lolos TPA di Senayan, tapi diumumkan lolos dan berhak ikut test komputer. Test komputer dilaksanakan bagi pelamar yang lolos psikotest. Jadi urutan tahapannya: seleksi administrasi - TPA - Psikotest & Interview Psikolog - Tes Komputer - Interview User - Tes Kesehatan. Peserta test tersebut tidak pernah ikut psikotest (karena ga lolos TPA) tapi ditelfon dan sms panitia bahwa dia lolos psikotest dan berhak tes komputer. Nah lohhhh... Aneh ya...
Saya sih awalnya masih gemes aja sama kinerja vendor tersebut. Tapi makin lama ya masa bodoh juga, toh saya sudah dinyatakan tidak lolos psikotest. Saya menunggu saja hikmah apa yang berguna bagi saya. Saya percaya apapun yang terjadi walaupun itu kegagalan, pasti ada hikmahnya. Hanya saja kita belum tau dan paham hikmah apa yang terselip dari kejadian tersebut.
Kemarin saya berkomunikasi via bbm dengan salah satu teman saya yang lolos BP*S (sebut saja nama temanku Adel). Si Adel mendapat penempatan di luar Jakarta yaitu di daerah Jawa Barat yang bagi saya itu jauh (bukan yang deket2 macemnya Depok, Bekasi, atau Bogor). Dalam hati saya, bila saya diizinkan lolos dan mendapat penempatan yg jauh dari Jakarta, bagaimana jadinyaa? Kalo tidak ada saya, siapa yang menyediakan makanan buat Bapak dan lainnya (baik itu masak ataupun beli makanan mateng). Ya mungkin kalo memang bener2 tidak ada saya, terpaksa anggota keluarga yang lain (mau ga mau).
Pertanyaan lain dalam hati saya ke Adel, bagaimana kalau memang mendapat penempatan di Jakarta, kan enak? Tapi kata Adel kalo penempatan di Jakarta, rata-rata pulang paling cepet itu setelah Maghrib. Tapi keseringan pulang setelah jam 8 malam. Kalo lembur bisa sampe tengah malam. Pembayaran lembur pun tidak serentak dipenuhi, tergantung cabang dimana ia ditempatkan dan masing2 kebijakan. Haahhh? Berarti itu sama saja saya bekerja di bank. Andaikan saya lolos pun, saya akan berkeberatan kalo ditempatkan di luar Jakarta, dan bila ditempatkan di Jakarta pun, saya agak berkeberatan bila selalu pulang malam.
Apa mungkin ini salah satu hikmah bagi saya pribadi ya? Wallahu alam.
Dulu setelah alm.Ibu saya meninggal, saya mengikuti test untuk menjadi karyawan BP*S. Saat itu saya sangat berharap agar bisa lolos karena pada saat itu saya berfikir untuk mencari pekerjaan yg memang membutuhkan kualifikasi pendidikan yg sesuai dengan saya dan gajinya lebih besar dari pekerjaan saya sebelumnya.
Saat itu BP*S menggunakan vendor yang bagi saya tidak profesional. Bukan karena saya tidak lolos yang menyebabkan saya mengatakan vendor X tersebut tidak profesional. Saya dan hampir seluruh temen2 seperjuangan juga berpendapat yang sama. Bahkan dari awal2 rekrutmen sudah menunjukkan kekurangannya. Beberapa diantaranya yaitu para karyawannya tidak tepat waktu dengan jadwal test yang sudah mereka tetapkan sendiri, mempublish tempat test semalam sebelumnya jam 20.00 an (bayangkan bagi orang yang belum tau tempat test, tidak bisa survey), dan lain-lain (banyaaakkk). Sebenarnya hal paling aneh yang saya temui yaitu peserta test yang tidak lolos TPA di Senayan, tapi diumumkan lolos dan berhak ikut test komputer. Test komputer dilaksanakan bagi pelamar yang lolos psikotest. Jadi urutan tahapannya: seleksi administrasi - TPA - Psikotest & Interview Psikolog - Tes Komputer - Interview User - Tes Kesehatan. Peserta test tersebut tidak pernah ikut psikotest (karena ga lolos TPA) tapi ditelfon dan sms panitia bahwa dia lolos psikotest dan berhak tes komputer. Nah lohhhh... Aneh ya...
Saya sih awalnya masih gemes aja sama kinerja vendor tersebut. Tapi makin lama ya masa bodoh juga, toh saya sudah dinyatakan tidak lolos psikotest. Saya menunggu saja hikmah apa yang berguna bagi saya. Saya percaya apapun yang terjadi walaupun itu kegagalan, pasti ada hikmahnya. Hanya saja kita belum tau dan paham hikmah apa yang terselip dari kejadian tersebut.
Kemarin saya berkomunikasi via bbm dengan salah satu teman saya yang lolos BP*S (sebut saja nama temanku Adel). Si Adel mendapat penempatan di luar Jakarta yaitu di daerah Jawa Barat yang bagi saya itu jauh (bukan yang deket2 macemnya Depok, Bekasi, atau Bogor). Dalam hati saya, bila saya diizinkan lolos dan mendapat penempatan yg jauh dari Jakarta, bagaimana jadinyaa? Kalo tidak ada saya, siapa yang menyediakan makanan buat Bapak dan lainnya (baik itu masak ataupun beli makanan mateng). Ya mungkin kalo memang bener2 tidak ada saya, terpaksa anggota keluarga yang lain (mau ga mau).
Pertanyaan lain dalam hati saya ke Adel, bagaimana kalau memang mendapat penempatan di Jakarta, kan enak? Tapi kata Adel kalo penempatan di Jakarta, rata-rata pulang paling cepet itu setelah Maghrib. Tapi keseringan pulang setelah jam 8 malam. Kalo lembur bisa sampe tengah malam. Pembayaran lembur pun tidak serentak dipenuhi, tergantung cabang dimana ia ditempatkan dan masing2 kebijakan. Haahhh? Berarti itu sama saja saya bekerja di bank. Andaikan saya lolos pun, saya akan berkeberatan kalo ditempatkan di luar Jakarta, dan bila ditempatkan di Jakarta pun, saya agak berkeberatan bila selalu pulang malam.
Apa mungkin ini salah satu hikmah bagi saya pribadi ya? Wallahu alam.
Saturday, January 17, 2015
Maaf ya Bu, Saya Belum Lolos Jadi CPNS
Pagi tadi, saya dan kakak pergi ke kuburan alm.Ibu. Memang sudah menjadi kebiasaan (terutama kakak) mengunjungi "rumah" Ibu setiap seminggu sekali. Berdoa (dengan Bahasa Indonesia) untuk Ibu agar mendapat keselamatan dan kebahagiaan di akhirat.
Berbeda dari biasanya, hari ini saya menambahkan kalimat yang saya ucapkan pelan di depan kuburan Ibu. Kalimat tersebut yaitu ucapan permohonan maaf karena saya belum bisa mencapai salah satu keinginan Ibu, yaitu saya belum bisa lolos menjadi cpns."Bu, maafin aku ya Bu, aku gagal di cpns tahun ini."
Seperti yang saya ketahui bahwa Ibu saya mendukung dan ingin saya menjadi cpns/pns. Hal itu dibuktikan dengan dukungannya tahun 2013 ketika saya mendaftar dan ikut test cpns. Beliau mengantar saya kesana kemari untuk melengkapi berkas2. Rezeki memang unpredictable. Kalau memang belum rezeki ya ga lolos. Maaf ya Bu.
Berbeda dari biasanya, hari ini saya menambahkan kalimat yang saya ucapkan pelan di depan kuburan Ibu. Kalimat tersebut yaitu ucapan permohonan maaf karena saya belum bisa mencapai salah satu keinginan Ibu, yaitu saya belum bisa lolos menjadi cpns."Bu, maafin aku ya Bu, aku gagal di cpns tahun ini."
Seperti yang saya ketahui bahwa Ibu saya mendukung dan ingin saya menjadi cpns/pns. Hal itu dibuktikan dengan dukungannya tahun 2013 ketika saya mendaftar dan ikut test cpns. Beliau mengantar saya kesana kemari untuk melengkapi berkas2. Rezeki memang unpredictable. Kalau memang belum rezeki ya ga lolos. Maaf ya Bu.
Friday, January 16, 2015
Ketika Saya Melamar Pekerjaan di Tempat Sebelumnya.
Hari ini saya mencoba peruntungan rezeki di salah satu instansi yang tidak asing lagi bagi saya. Jeng.. Jeng.. Jeng.. Instansi tempat saya bekerja sebelumnyaaaaaa... Hehehe..
Memang sih, sebelumnya saya pernah berujar untuk berusaha tidak bekerja di tempat yang sama lagi. Saya akan berusaha mencari pekerjaan di tempat lain yang lebih baik. Hehehe.. Gaya banget ya waktu itu.. Ternyataaa, mencari pekerjaan itu suliiittt.. Sebenarnya bagi masing-masing orang akan berbeda, tergantung rezekinya masing-masing.
Mengingat jurusan kuliah yang dulu pernah saya tempuh selama 4 tahun itu tidak terlalu familiar, dan kemampuan saya yang masih tergolong "biasa", hal itu yang membuat terasa sulit untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan harapan. Hehehe. Kesulitan tersebut bila dibandingkan dengan mereka2 lulusan Fakultas Ekonomi, Akuntansi, Teknik, Manajemen, IT, dan fakultas familiar lainnya.
Balik ke tema. Intinya hari ini saya melamar di instansi sebelumnya. Saat ini saya melamar pekerjaan apapun yang bisa saya lamar sesuai requirements, lalu melihat instansi mana yang duluan mau menerima saya. :)
Doakan saya ya kawan kawan. Semoga diberi rezeki yang banyak, berkah, dan terbaik untuk saya. Aamiin.
Memang sih, sebelumnya saya pernah berujar untuk berusaha tidak bekerja di tempat yang sama lagi. Saya akan berusaha mencari pekerjaan di tempat lain yang lebih baik. Hehehe.. Gaya banget ya waktu itu.. Ternyataaa, mencari pekerjaan itu suliiittt.. Sebenarnya bagi masing-masing orang akan berbeda, tergantung rezekinya masing-masing.
Mengingat jurusan kuliah yang dulu pernah saya tempuh selama 4 tahun itu tidak terlalu familiar, dan kemampuan saya yang masih tergolong "biasa", hal itu yang membuat terasa sulit untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan harapan. Hehehe. Kesulitan tersebut bila dibandingkan dengan mereka2 lulusan Fakultas Ekonomi, Akuntansi, Teknik, Manajemen, IT, dan fakultas familiar lainnya.
Balik ke tema. Intinya hari ini saya melamar di instansi sebelumnya. Saat ini saya melamar pekerjaan apapun yang bisa saya lamar sesuai requirements, lalu melihat instansi mana yang duluan mau menerima saya. :)
Doakan saya ya kawan kawan. Semoga diberi rezeki yang banyak, berkah, dan terbaik untuk saya. Aamiin.
Kegagalan I di Tahun 2015.
Kegagalan kembali melandaku. (Yaelah, kadang pake "gw", kadang pake "saya", dan kadang pula pake "aku". Kalo pas pake "aku", biasanya lagi galau. Hehe). Kesempatan bekerja yang beberapa waktu lalu sangat kuharapkan, kini pupus sudah. Salah satu agan di thread kaskus yang biasa aku baca mengabarkan kalau instansi X (instansi cpns yg aku lamar) mengumumkan kelulusan TKB-nya (it's mean last result). Langsung dong, aku liat pengumuman itu. Baca satu2 nama-nama peserta yang lulus, eh sampe nomor urut terakhir, ga ketemu juga namaku.
Iniyang namanya kegagalan. hehehe. (continue..)
Iniyang namanya kegagalan. hehehe. (continue..)
Subscribe to:
Posts (Atom)